Showing posts with label cuci. Show all posts
Showing posts with label cuci. Show all posts

Monday, November 28, 2011

Disengat Tawon? Segera Cuci Darah

TRIBUNNEWS.COM - Ada beberapa kejadian yang membuat seseorang harus cuci darah, namun hanya berlangsung sementara saja. Ini terjadi setelah disengat lebah atau tawon atau digigit ular.


Menurut dr JF Mukidjan SpPD jika fungsi ginjal yang sudah menurun, mau tidak mau seseorang harus melakukan cuci darah.
Jika dipaksakan tidak dilakukan akan berakibat lemas, sesak napas, mual serta beberapa fungsi organ lainnya akan rusak. Dan tentu saja jika dibiarkan penyakit akan bertambah parah.
Banyak penyebab fungsi ginjal menurun sehingga harus dilakukan cuci darah seperti darah tinggi, diabetes dan terkena virus.
Pada kasus ini, fungsi ginjal benar-benar tidak berfungsi lagi sehingga harus dilakukan cuci darah seumur hidup.
Namun, jika ginjal mengalami penurunan fungsi namun hanya akut (spontan) saja, seperti karena disengat tawon, digigit ular, kelelahan, diare hebat, hotstroke, sampai kehamilan preeklamsia bisa dilakukan cuci darah sementara saja.
"Kalau setelah disengat tawon atau digigit ular tetap lemah dan setelah diperiksa ternyata gagal ginjal akut harus cuci darah. Biasanya paling lama 6 bulan saja. Jika setelah 6 bulan tidak sembuh biasanya fungsi ginjal benar-benar tidak bisa berfungsi dan mau tidak mau jadi seumur hidup," ujar dr Mukidjan yang ditemui di sela-sela gathering bagi pasien hemodialisa di RS Premier Jatinegara, Sabtu (19/11/2011)

Friday, October 14, 2011

Pentingnya Cuci Tangan Pakai Sabun


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) kurang dipraktekkan secara universal. Hasil penelitian global dan di Indonesia menunjukkan publik meyakini bahwa kuman ada di tangan.

Ribuan orang melakukan aksi cuci tangan bergiliran seusai bersepeda santai, Minggu (9/10/2011) di Senayan, Jakarta. Kegiatan ini dalam rangka Hari Cuci Tangan Pakai Sabun se-dunia yang diperingati setiap 15 Oktober.

Namun sebagian besar publik belum menjadikan cuci tangan pakai sabun (CTPS) sebagai kebiasaan sehari-hari terutama di saat-saat penting yaitu sebelum makan, sebelum menangani bayi, dan setelah dari toilet. Menurut Kemitraan Pemerintah Swasta untuk CTPS, persentase CTPS pada saat penting hanya berkisar 0% hingga 34%.
"Padahal CTPS adalah salah satu upaya mencegah diare dan penelitian Curtis and Cairncross menunjukkan CTPS dapat mencegah kejadian diare hingga 47 persen," ungkap Yunita Wahyuningrum, Peneliti Komunikasi Kesehatan dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, Center for Communication Program (CCP) Jakarta dalam Lifebuoy Journalist Class dalam rangka perayaan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPS) 2011.
Hasil temuan Studi Formatif Perilaku Higienitas yang digelar Water and Sanitation Program menunjukkan, perilaku CTPS belum menjadi praktik yang umum ataupun norma sosial.
Beberapa faktor penghambat meliputi keyakinan bahwa sabun hanya diperlukan apabila tangan terlihat kotor dan mencuci tangan tanpa sabun tidak akan menyebabkan risiko berat. "Juga kurangnya kesadaran dalam aspek manfaat kesehatan," kata Yunita.
Penelitian yang dilakukan secara kualitatif tersebut menunjukkan perilaku CTPS umumnya dilakukan ketika tangan terlihat kotor dan bau, serta dilakukan setelah makan dan beraktivitas. "Waktu penting CTPS yaitu sebelum menyiapkan makanan, setelah dari toilet, sebelum menyusui, setelah menceboki balita jarang disebutkan," papar Yunita.
Hasil studi tersebut juga didukung oleh hasil studi formatif kerja sama Lifebuoy dengan USAID dan MCHIP pada tahun 2011 ini pada perilaku CTPS ibu-ibu di Serang, Banten. Hasilnya menunjukkan persentase kebiasaan CTPS yang sangat rendah di saat-saat penting, saat menyiapkan makanan hanya 5 persen, saat menyajikan makanan 0 persen, saat sebelum makan hanya 10 persen, dan sebelum menyusui hanya satu persen.